Jakarta - Pria asal Australia bernama Christopher
hari ini diperiksa di Mapolda Bali karena ia pernah berkomunikasi dengan kakak
angkat Engeline, Yvonne saat bocah itu dinyatakan hilang. Ia diperiksa selama 3
jam dan menceritakan runutan komunikasinya dengan Yvone.
"Dia bercerita soal komunikasinya melalui Whatsapp saat Engeline dikatakan hilang. Dia ingin membantu menemukan Engeline," kata kuasa hukum Christopher, Harris Artur saat dihubungi, Rabu (8/7/2015).
Selama 3 jam diperiksa, Christopher menceritakan perkenalannya dengan Yvonne melalui Facebook. Saat itu salah satu temannya memasang pengumuman hilangnya Engeline dan membuat Christopher tergerak hatinya ingin membantu mencari.
"Ia membuat sayembara akan memberi uang Rp 10 juta bagi yang menemukan Engeline," sambungnya.
Karena banyak yang bersimpati, hadiah sayembara itu pun berlipat hingga angka Rp 40 juta. Pada tanggal 18 Mei, Yvonne menghubungi Christopher mengatakan ada penculik yang mengaku bersama Engeline dan meminta uang tebusan Rp 150 juta.
Sebenarnya, Christopher sempat ingin memberikan uang tersebut. Namun, kecurigaannya muncul saat Yvonne mengaku sudah melaporkan sms tersebut pada polisi. Padahal sms pencuri yang diteruskan Yvonne tercatat pukul 13.41 dan Yvonne mengabarinya pukul 13.42.
"Dia curiga dalam waktu semenit dia (Yvone) sudah menelepon polisi. Cepat sekali. Tapi Yvone ngotot mengatakan sudah melapor dan akhirnya didiamkan oleh dia," sambungnya.
Setelah mendapati beberapa prilaku Yvonne semakin mencurigakan, ia mencurigai penculikan itu adalah rekayasa dari keluarga Engeline. Pada tanggal 24 Mei akhirnya ia berhenti menghubungi Yvonne dan baru kembali muncul saat mayat Engeline sudah ditemukan.
Pada Selasa (7/7) kemarin, secara tiba-tiba Yvonne menghubungi Christoper melalui pesan di laman Facebooknya. Di situ Yvonne menceritakan bahwa sms dari orang yang mengaku penculik Engeline ini sudah dilaporkan ke Mapolres Denpasar. Harris juga menyebut bahwa pemberian keterangan ini atas permintaan Christoper.
"Dia yang malah mengajukan diri untuk bersaksi," pungkasnya.
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Heri Wiyanto mengatakan pemeriksaan Christopher, tidak bisa menjerat Yvonne ke kasus pembunuhan.
"Intinya hasil pemeriksaan tidak ada kaitan dengan pembunuhan dan untuk sementara hasil pemeriksaan itu tidak bisa digunakan," ujar Kabid Humas Polda Bali, Kombes Heri Wiyanto, hari ini.
"Dia bercerita soal komunikasinya melalui Whatsapp saat Engeline dikatakan hilang. Dia ingin membantu menemukan Engeline," kata kuasa hukum Christopher, Harris Artur saat dihubungi, Rabu (8/7/2015).
Selama 3 jam diperiksa, Christopher menceritakan perkenalannya dengan Yvonne melalui Facebook. Saat itu salah satu temannya memasang pengumuman hilangnya Engeline dan membuat Christopher tergerak hatinya ingin membantu mencari.
"Ia membuat sayembara akan memberi uang Rp 10 juta bagi yang menemukan Engeline," sambungnya.
Karena banyak yang bersimpati, hadiah sayembara itu pun berlipat hingga angka Rp 40 juta. Pada tanggal 18 Mei, Yvonne menghubungi Christopher mengatakan ada penculik yang mengaku bersama Engeline dan meminta uang tebusan Rp 150 juta.
Sebenarnya, Christopher sempat ingin memberikan uang tersebut. Namun, kecurigaannya muncul saat Yvonne mengaku sudah melaporkan sms tersebut pada polisi. Padahal sms pencuri yang diteruskan Yvonne tercatat pukul 13.41 dan Yvonne mengabarinya pukul 13.42.
"Dia curiga dalam waktu semenit dia (Yvone) sudah menelepon polisi. Cepat sekali. Tapi Yvone ngotot mengatakan sudah melapor dan akhirnya didiamkan oleh dia," sambungnya.
Setelah mendapati beberapa prilaku Yvonne semakin mencurigakan, ia mencurigai penculikan itu adalah rekayasa dari keluarga Engeline. Pada tanggal 24 Mei akhirnya ia berhenti menghubungi Yvonne dan baru kembali muncul saat mayat Engeline sudah ditemukan.
Pada Selasa (7/7) kemarin, secara tiba-tiba Yvonne menghubungi Christoper melalui pesan di laman Facebooknya. Di situ Yvonne menceritakan bahwa sms dari orang yang mengaku penculik Engeline ini sudah dilaporkan ke Mapolres Denpasar. Harris juga menyebut bahwa pemberian keterangan ini atas permintaan Christoper.
"Dia yang malah mengajukan diri untuk bersaksi," pungkasnya.
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Heri Wiyanto mengatakan pemeriksaan Christopher, tidak bisa menjerat Yvonne ke kasus pembunuhan.
"Intinya hasil pemeriksaan tidak ada kaitan dengan pembunuhan dan untuk sementara hasil pemeriksaan itu tidak bisa digunakan," ujar Kabid Humas Polda Bali, Kombes Heri Wiyanto, hari ini.
0 comments:
Post a Comment