728x90 AdSpace

Latest News
UpdateYuk.com. Powered by Blogger.

Cerita Kabah yang Belum Terkuak



Pasukan itu berbondong memenuhi gurun. Para panglima menunggang gajah-gajah perang di depan. Ribuan prajurit bersenjata lengkap mengiring di belakang. Mereka terus maju. Menuju wilayah Hijaz.

Inilah pasukan Abrahah. Penguasa wilayah Yaman. Sang raja ingin memindahkan pusat haji ke Ibukota Yaman. Pada sebuah kuil yang dia bangun sebagai tandingan Kabah. Sehingga berparadelah para tentara itu pada tahun 570 Masehi. Tujuannya satu: memusnahkan Kabah.

Namun celaka bagi mereka. Langkah belum lagi selesai. Kabah yang dituju belum tergapai. Mereka justru harus musnah di tengah jalan. Ketika burung Ababil terbang memenuhi  langit. Melempar batu-batu panas dari neraka, yang melelehkan dan meluluhlantakan pasukan itu.

Itulah sepenggal kisah kolosal tentang Kabah. Cerita yang tersurat dalam Alquran, Surat Al-Fiil, Ayat 1 hingga 5. Hingga kini, Kabah yang hendak dihancurkan pada tahun kelahiran Nabi Muhammad itu tetap berdiri. Menjadi kiblat ibadah umat Muslim di sekujur dunia.
Tanpa Atap

Para sejarawan memiliki pendapat berbeda tentang siapa yang membangun Kabah. Ada yang menyebut Kabah dibangun malaikat, Nabi Adam, hingga Nabi Sis. Yang jelas, dalam Surat Al Baqarah Ayat 121 hingga 127, tertulis Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk membangun sebuah kuil untuk tempat ibadah.

Nabi Ibrahim membangun Bait Suci itu bersama anaknya, Nabi Ismail. Bebatuan yang menyusun dinding itu diambil dari bukit-bukit di sekitar. Bangunan itu hanya terdiri dari empat dinding, tanpa atap. Sementara dua pintu dibuat dengan batas bawah sejajar tanah.

Setelah bangunan itu jadi, Nabi Ibrahim menyeru orang-orang untuk menjadikan Kabah sebagai tempat memuja Allah, Tuhan yang Esa. Namun seruan itu tak dijalankan. Umat kala itu malah menempatkan berhala sesembahan mereka ke Kabah. Dan Nabi Ibrahim membersihkannya. Sepeninggal Nabi Ibrahim, Kabah kembali diisi dengan berhala selama beratus-ratus tahun kemudian.

Selama beratus-ratus tahun berikutnya, Kabah dijadikan sebagai tempat ziarah oleh umat kala itu. Dan setelah Islam turun, Kabah dijadikan sebagai tempat menunaikan rukun Islam ke lima, yaitu berhaji.

Dirombak Total

Seiring berjalannya waktu, Kabah telah mengalami sejumlah rekonstruksi karena kerusakan, baik akibat bencana maupun ulah manusia. Para sejarawan yakin Rumah Allah itu setidaknya telah mengalami 12 kali rekonstruksi. Dan yang berdiri saat ini bukanlah bangunan asli yang dibuat Nabi Ibrahim dan Ismail.

Saat membangun Kabah, Nabi Ibrahim dan Ismail tak membuat daun pintu. Pintu itu pertama kali dibangun oleh Raja Hassan bin Tubaan As’ad Abu Karib dari Suku Himyar, yang berkuasa di Yaman dari 390 M hingga 420 M. Selain pintu, Tubaan juga membuat kuncinya.

Rekonstruksi besar terjadi 30 tahun setelah Tahun Gajah. Atau lima tahun sebelum masa Kenabian Muhammad. Kala itu bangunan Kabah rusak akibat banjir bandang yang melanda Mekah. Sehingga bangunan itu dirobohkan untuk dibangun kembali. Kabah dirombak total.

Orang-orang Quraisy yang berkuasa di Mekah kala itu membuat kesepakatan, hanya harta halal yang boleh digunakan untuk membangun kembali Kabah. Kesepakatan itu dijalankan.

Namun persyaratan tersebut ternyata membuat pembangunan Kabah tak bisa dilakukan sesuai dengan pondasi awal. Dana halal yang mereka kumpulkan rupanya kurang. Sehingga, bangunan Kabah yang semula persegi panjang dipendekkan hingga menyerupai bujur sangkar.

Sementara, bagian Hijir Ismail atau pondasi yang tidak dibangun kembali, diberi tanda tembok rendah dengan bentuk setengah lingkaran.

Pada rekonstruksi itu pula dibangun atap. Tiga pilar dipasang di dalam Kabah, menopang atap. Renovasi kala itu juga menutup pintu di sebelah barat. Sementara pintu sebelah timur ditinggikan. Batas bawah pintu yang semula sejajar dengan tanah ditinggikan sekitar tujuh kaki.

Jadilah Kabah seperti sekarang ini. Tingginya sekitar 60 kaki, dan lebar masing-masing sisinya sekitar 60 kaki juga. Menyerupai sebuah kubus.
Setiap sudut dinding Ka’bah memiliki nama, yaitu Rukun Iraqi (sudut yang menghadap Irak), Rukun Syami (sudut yang menghadap ke Syam), Rukun Yamani (sudut yang menghadap ke Yaman), dan Rukun Aswad (sudut yang di dalamnya terdapat Hajar Aswad).

Sejak rekonstruksi zaman Nabi, telah terjadi rata-rata satu rekonstruksi utama setiap beberapa abad. Renovasi terakhir terjadi pada tahun 1996 dan sangat menyeluruh, yang mengarah ke penggantian banyak batu dan kembali memperkuat pondasi dan atap baru.

Renovasi itu -semoga saja- menjadi rekonstruksi terakhir selama berabad-abad, sebab dilakukan dengan menggunakan teknik modern, sehingga bangunan ini lebih aman dan stabil dibandingkan sebelumnya.
Jadi Kiblat

Sebelum menghadap Kabah, kiblat pertama umat Muslim adalah Baitul Maqdis di Yerusalem. Kaum Yahudi menyambut baik karena arah kiblat mereka sama. Kaum Yahudi bahkan berambisi mengajak Nabi Muhammad bersama mereka.

Nabi Muhammad sebenarnya lebih suka salat menghadap kiblat yang dipakai Nabi Ibrahim, yaitu Kabah. Sehingga, saat masih di Mekah, Nabi Muhammad selalu salat di sebelah selatan Kabah. Sehingga bisa menghadap ke Kabah sekaligus Masjidil Aqsa saat salat.

Tetapi, cara itu tak bisa dilakukan setelah melakukan hijrah ke Madinah. Jika menghadap ke Masjidil Aqsa, mau tak mau Kabah akan berada di belakang. Sehingga Nabi Muhammad meminta petunjuk. Dan turunlah wahyu, Surat Al Baqarah Ayat 144, yang memerintahkan Nabi Muhammad salat menghadap Kabah.

Perubahan arah kiblat itu terjadi setelah 16 bulan hijrah, pada pertengahan bulan Rajab tahun ke dua Hijriyah. Salat pertama kali yang dilakukan Nabi Muhammad setelah kiblat berubah ke Kabah adalah shalat Zuhur di Bani Salamah, sedangkan shalat Ashar di Masjid Nabawi.

Nabi Muhammad sungguh senang dengan perubahan arah kiblat itu. Namun tidak bagi Yahudi. Mereka mengolok-olok Nabi dan umat Muslim.

Ketika ada yang mempertanyakan sebab perubahan kiblat, Allah mengajarkan jawaban kepada Nabi Muhammad melalui Surat Al Baqarah Ayat 143:

“Dan Kami tidak menjadikan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi beberapa orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.”
Nyaris Perang Antarsuku

Salah satu bagian Kabah yang memilki kisah panjang adalah Hajar Aswad. Batu yang disebut berasal dari surga itu banyak diperebutkan orang.

Bahkan, saat dilakukan renovasi yang mengubah total bentuk Kabah pada Zaman sebelum Kenabian, hampir terjadi pertumpahan darah. Gara-garanya, semua suku berebut untuk meletakkan Hajar Aswad ke posisinya. Mengangkat Hajar Aswad dan menempatkan ke posisi semula memang menjadi sebuah kehormatan bagi suku-suku itu.

Dan sesepuh Suku Quraisy kemudian mengambil jalan tengah. Mereka bersepakat menyerahkan keputusan peletakan Hajar Aswad kepada orang pertama yang masuk ke Masjidil Haram. Dan ternyata orang pertama itu adalah Nabi Muhammad.

Dengan bijak, Nabi Muhammad memutuskan batu hitam itu dibawa dengan menggunakan kain sehingga setiap kepala suku yang berebut itu bisa membawa batu itu secara bersama-sama. Sehingga pertumpahan darah bisa dielakkan.

Semula, Hajar Aswad adalah sebuah batu utuh berdiameter sekitar 30 sentimeter. Namun, setelah terjadi peristiwa, batu itu pecah dan tersisa delapan keping batuan. Pecahan-pecahan itul kemudian disatukan dengan bingkai perak, lalu dipasangkan ke tempat asalnya.

Semua sepakat yang menyebabkan terpecah-belahnya Hajar Aswad itu adalah kelompok Ismailiyah Bahrain yang disebut Qarmatians yang melakukan invasi ke Mekah. Mereka menyatakan ibadah haji merupakan tindakan tahayul. Mereka juga membunuh sekitar 70 ribu jamaah haji dan membuang tubuh mereka ke sumur Zamzam.

Tak puas dengan tindakan biadab itu, mereka mengambil Hajar Aswad. Mereka menguasai Hajar Aswad selama 22 tahun sejak tahun 317 Hijriyah. Kemudian meminta tebusan hingga akhirnya dipaksa menyerahkan batu itu oleh Khalifah Abassiah.

Saat dikembalikan, batu itu sudah terpecah-pecah. Dan satu-satunya cara untuk menjaga batu itu tetap utuh adalah mengikat mereka dengan kerangka perak. Beberapa sejarawan menceritakan bahwa masih ada beberapa bagian dari batu itu yang hilang.

Begitulah sebagian kisah Kabah yang belum banyak terungkap. Setelah melalui ujian panjang, Kabah tetap tegak. Menjadi kompas setiap muslim di seluruh planet bumi untuk salat. Ia kokoh sebagai tempat paling disucikan umat Islam. Dulu maupun sekarang…

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Item Reviewed: Cerita Kabah yang Belum Terkuak Rating: 5 Reviewed By: Unknown