728x90 AdSpace

Latest News
UpdateYuk.com. Powered by Blogger.

Akademi Angkatan Udara (AAU)

Akademi Angkatan Udara (AAU)

Akademi Angkatan Udara (AAU) adalah sekolah pendidikan TNI Angkatan Udara di Yogyakarta, Indonesia. Akademi Angkatan Udara mencetak Perwira TNI Angkatan Udara. Secara organisasi, Akademi Angkatan Udara berada di dalam struktur organisasi TNI Angkatan Udara, yang dipimpin oleh seorang Gubernur Akademi Angkatan Udara.


Sevron 
Sevron adalah istilah tanda kepangkatan yang dipergunakan oleh Para Karbol sebagai sarana menunjukkan identitas hierarki, tingkat dan pangkat yang sedang disandang pada masa pendidikan di AAU. Bila di antara Anda ada yang belum mengetahui arti dari beberapa atribut seragam Karbol, berikut ini akan dijelaskan secara singkat :

Prajurit Karbol Tingkat I disingkat "PRAKAR" lama pendidikan 4 Bulan.
Kopral Karbol Tingkat I disingkat "KOPKAR" lama pendidikan 9 Bulan.
Sersan Karbol Tingkat II disingkat "SERKAR" lama pendidikan 12 Bulan.
Sersan Mayor Dua Karbol Tingkat III disingkat "SERMADAKAR" lama pendidikan 12 Bulan.
Sersan Mayor Satu Karbol Tingkat IV disingkat "SERMATUKAR" lama pendidikan 12 Bulan.
Istilah Karbol 
"Karbol" adalah nama panggilan populer yang melekat pada Laksamana Madya Udara Profesor Doktor Abdulrahman Saleh (almarhum). Sejak semasa beliau masih mahasiswa Kedokteran di "Geneeskundige Ilogeschool" Batavia (sekarang "Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia"), beliau dikenal sebagai satu-satunya ahli ilmu "Faal" pada saat itu pada zaman jajahan pemerintahan Hindia Belanda. Sebagai mahasiswa senior beliau dikenal sebagai orang yang menekuni radiotelegrafi. Bahkan pada zaman pendudukan pemerintah militer Jepang, beliau berhasil merakit stasiun radio amatir di asrama Salemba Jakarta. Stasiun radio ini sangat berguna untuk para pejuang gerakan bawah tanah pemuda-pemuda kita selama 3,5 tahun pendudukan Jepang (antara lain para pemuda seperti Sutan Syahrir, Adam Malik dan kawan-kawan). Di samping itu beliau juga dikenal sebagai mahasiswa yang menekuni mesin-mesin mobil dan mesin-mesin pabrik pada zaman Belanda pada waktu itu boleh dikatakan "Langka". Segala sesuatu yang berkaitan dengan perlistrikan, baik dalam ilmu pengetahuan maupun prakteknya beliau kuasai. Secara fisik, Abdulrahman Saleh yang lahir pada 1 Juli 1909 di Kwitang, Jakarta Pusat, adalah seorang Pemuda yang bertubuh tegap, tinggi, berbadan atletis, kulit sedikit gelap dengan rambut keriting (ikal). Dikalangan para dosen (yang kebanyakan orang Belanda) Abdulrachman Saleh dikenal karena otaknya yang cemerlang, inovatif sekaligus kreatif. Meskipun ia adalah orang pribumi, namun pribadi nya tidak kalah dengan mahasiswa lain yang kebanyakan orang Belanda.

Karena berbagai ciri keunggulan, salah seorang dosennya yang orang Belanda sering memanggil Abdulrahman Saleh dengan sebutan Krullebol (Si Kriting yang Cerdas).

Ide dari Marsekal TNI (Purn) Saleh Basarah
Letnan Kolonel Udara Saleh Basarah yang pada tahun 1963 menjabat sebagai Perwira Udara Wing Dik 001 merangkap anggota pelaksana proyek Akademi Angkatan Udara mempuyai gagasan agar sebutan Karbol digunakan dilingkungan para Cadet Angkatan Udara. Ide ini diilhami, ketika Letkol Udara Saleh Basarah mengikuti perjalanan muhibah dalam sebuah misi pendidikan ke luar negeri pada tahun 1963 yang dilaksanakan ke beberapa negara Eropa, Asia dan Amerika. Ketika berkunjung ke USAF (United Stated Air Force) di Washington selama sepekan, Letkol Udara Saleh Basarah mendengar panggilan "Mr.Doolly", "The Doolles", Doolly" dikalangan Cadet. Setelah ditanyakan, ternyata itu panggilan yang diadopsi dari seorang penerbang militer AS yang begitu hebat prestasinya General USAF James H. "Jimmy" Doollitle. Setelah kembali ke Indonesia, Letkol Udara Saleh Basarah tertarik dengan cara yang dilakukan oleh USAF Academy. Letkol Udara Saleh Basarah pun ingat dengan tokoh idolanya yaitu Komodor Muda Udara Prof.Dr. Abdulrahman Saleh yang punya sebutan Pak Karbol. Maka ia pun mengusulkan kepada Komandan Komando Pendidikan TNI AU agar sebutan Karbol digunakan untuk menyebut Kadet AU. Usul itupun diterima, tanpa melalui surat keputusan apapun, akhirnya tahun 1963 panggilan Karbol langsung disosialisasikan dikalangan Kadet AU melalui Senat Taruna dalam sebuah Apel Pagi dilapangan Maguwo. Dan sejak tahun 1963 sebutan Karbol telah melekat pada diri Taruna AAU.

Dengan sebutan Karbol untuk Taruna Akademi TNI Angkatan Udara, diharapkan para Karbol dapat mencontoh kemampuan beliau dalam menekuni setiap materi ajaran dan latihan yang diberikan baik di kelas maupun di lapangan, sehingga para Karbol dapat mahir dan terampil di bidang tugasnya.
Sejarah perkembangan Akademi Angkatan Udara

1. Umum

   Akedemi ngkatan Udara (AAU) yang berkedudukan di Yogyakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan militer di Lingkungan TNI/TNI AU dan masuk dalam kategori lembaga pendidikan tinggi di lingkungan nasional. Secara organisatoris, AAU merupakan badan pelaksana pusat Mabesau yang betugas menyelenggarakan pendidikan pertama perwira sukarela TNI/TNI AU yang bercirikan prajurit pejuang Saptamarga profesional, berkemampuan akademis potensial dasar matra udara, serta berkesempatan jasmani untuk menunjang tugas dalam pengabdian selaku bagian dari kekuatan pertahanan negara.

Seiring dengan tugas tersebut, AAU menyelenggarakan tiga program studi/majoring meliputi Teknik Aeronautika, Teknik Elektronika dan Teknik Manajemen Industri. Program pendidikan AAU dilaksanakan selama 4 tahun yang meliputi 1 tahun program pendidikan integratif di Resimen Chandradimuka Magelang dan 3 tahun di Akademi Angkatan Udara. Karbol yang lulus dari pendidikan dilantik menjadi perwira TNI/TNI AU serta dapat mengembangkan kemampuan sejalan dengan perkembangan teknologi sistem senjata TNI AU. Sejalan dengan pengalaman penugasan dan pendidikan pengembangan selanjutnya, para lulusan AAU diproyeksi untuk menjadi pemimpin dalam organisasi TNI/TNI AU.

2. Sejarah Perkembangan AAU

Sejarah AAU diawali dengan Sekolah Penerbang yang didirikan pada tanggal 15 November 1945 oleh Agustinus Adisutjipto di Pangkalan Udara Maguwo ( Lanud Adisutjipto ) Yogyakarta. Pada bulan September 1947, untuk pertama kali TNI AU menerima pemuda-pemuda lulusan SLA untuk di didik sebagai siswa penerbang. Pendidikan dibekali dengan dasar kemiliteran di Bukit TInggi dan dilanjutkan dengan pendidikan penerbang di India. Pada bulan November 1950 sebanyak 60 Kadet TNI AU dikirim ke California (USA) untuk mengikuti pendidikan penerbang di Taloa.

   Dalam perkembangan selanjutnya, dilaksanakan pembangunan gedung sebagai sarana tempat belajar. Bertepatan dengan hari TNI AU tanggal 09 April 1960, diadakan upacara peletakan batu pertama pembangunan Kesatrian Akademi Angkatan Udara di Lanud Adisutjipto. Selanjutnya pada tanggal 26 Juli 1965 Kesatrian AAU beserta Pusaranya diresmikan Menteri Panglima Angkatan Udara. Tanggal 26 Juli tersebut kemudian dinyatakan sebagai hari jadi AAU.

Museum Karbol

Pada tanggal 16 Desember 1966 AAU bersama-sama dengan lembaga pendidikan ABRI lainnya (AMN, AAL dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) dan selanjutnya AAU menjadi Akabri bagian udara. Dalam rangka reorganisasi ABRI dan sesuai kebijakan petinggi ABRI, sejak tanggal 16 Juni 1984 Akabri Bagian Udara kemudian dikembalikan ke jajaran TNI AU dengan nama AKademi TNI Angkatan Udara. Pada tanggal 8 November 1985 Pusara AAU yang berseloka Vidya Karma Vira Paksa diterima kembali oleh pemimpin TNI AU.

    Dalam perjalannya, AAU saat itu masih bernama Akademi TNI AU berupaya agar pelaksanaan pendidikan selalu dapat mengikuti perkembangan. Salah satu kegiatan yang ditempuh adalah dengan menerapkan Pola pendidikan 3-1. Pola yang mulai berlaku pada tahun 1986 itu merupakan pola pendidikan yang tersusun dalam program 3 tahun pendidikan yang tersusun dalam program 3 tahun pendidikan di AAU dan 1 tahun dasar kecabangan di Kesatuan-kesatuan TNI AU. Dalam rangka mengikuti perkembangan pula, sejak tahun 1986 AAU mulai menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS). Sesuai kebutuhan kemudian ditetapkan tiga majoring penyelenggaraan pendidikan yaitu, Aeronautika, Elektronika dan Administrasi. Pada tahun 1992 majoring Administrasi disesuaikan menjadi majoring teknik Industri dan selanjutnya pada tahun 1999 diubah menjadi majoring teknik Manajemen Industri.

Kurikulum

Kurikulum AAU diawali dengan sekolah Penerbang yang didirikan pada tanggal 15 Nopember 1945 oleh Agustinus Adisucipto di Pangkalan udara Maguwo (kini Lanud Adisucipto) Yogyakarta.  Pada bulan September 1947, untuk pertama kali TNI AU menerima pemuda-pemuda lulusan SLA untuk dididik sebagai siswa penerbang. Pendidikan dibekali dengan dasar kemiliteran di Bukit Tinggi dan dilanjutkan dengan pendidikan penerbang di India. Pada bulan November 1950 sebanyak 60 Kadet TNI AU dikirim ke California (USA) untuk mengikuti pendidikan penerbang di Taloa.
Pada tanggal 16 Desember 1966 AAU bersama dengan lembaga pendidikan ABRI lainnya (AMN, AAL dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) dan selanjutnya AAU menjadi Akabri Bagian Udara. Kurikulum yang dilaksanakan terdiri atas kurikulum pendidikan dasar keprajuritan bersama selama kurang lebih lima bulan sebelum melanjutkan pendidikan di Bumi Maguwo Yogyakarta selama tiga tahun. Dalam rangka reorganisasi ABRI, sejak tanggal 16 Juni 1984 Akabri Bagian Udara kembali ke jajaran TNI AU dengan nama Akademi TNI Angkatan Udara. Dalam perjalanannya, AAU yang saat itu masih bernama Akademi TNI AU berupaya agar pelaksanaan pendidikan selalu dapat mengikuti perkembangan. Salah satu kegiatan yang ditempuh adalah  dengan menerapkan Pola Pendidikan  3 – 1. Pola yang mulai diberlakukan pada tahun 1986 itu merupakan pola pendidikan yang tersusun dalam program 3 tahun pendidikan di AAU dan satu tahun dasar kecabangan di kesatuan-kesatuan TNI AU. Dalam rangka mengikuti perkembangan pula, sejak tahun 1986 AAU mulai menerapkan system kredit semester. Sesuai kebutuhan kemudian ditetapkan tiga program studi penyelenggara pendidikan, yaitu Teknik Aeronautika, Teknik Elektronika dan Administrasi. Pada tahun 1992 program studi Administrasi disesuaikan menjadi program studi Teknik Industri dan selanjutnya pada tahun 1999 diubah menjadi prodi Teknik Manajemen Industri.
Upaya pengembangan lembaga pendidikan AAU terus dilakukan. Bentuk lain dari upaya pengembangan tersebut antara lain melalui kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi meliputi UGM, ITB , ITS dan STTA. Kerjasama AAU-UGM telah dimulai sejak tahun 1987, meliputi pengembangan kurikulum dan silabus, pemanfaatan laboratorium serta bantuan tenaga pengajar. Kerjasama AAU-ITB diawali tahun 1990 antara lain diwujudkan dengan pemberian kesempatan bagi lulusan AAU untuk mengikuti pendidikan program S-1 di ITB. Bahkan mulai tahun 1995 kesempatan untuk melanjutkan pendidikan program S-1 di ITB telah mencakup program pascasarjana. Sementara itu, kerjasama dengan ITS dimulai sejak tahun 1999 dalam pengembangan SDM melalui pendidikan di ITS. Selain itu AAU juga menjalin kerja sama dengan STTA dalam bidang pemanfaatan fasilitas dan tenaga pengajar serta program-program pengembangan pendidikan.
Perubahan kurikulum telah dilakukan pada tahun 2008 dan disempurnakan dengan Kurikulum 2010, menyesu- aikan dengan perubahan kurikulum di Resimen Candradimuka Mako Akademi TNI. Seiring dengan berjalannya waktu, Mako Akademi TNI sebagai payung hukum Akademi Angkatan melakukan permohonan kepada kepada kementerian Pendidikan Nasional untuk memberikan gelar sarjana bagi lulusan Akademi TNI dan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 188/E/O/2012 tanggal 21 Mei 2012 akhirnya AAU mendapatkan ijin penyelenggaraan program studi yang berdampak terpenuhinya gelar Sarjana Sains Terapan Pertahanan.
Penerapan SKS dimaksud mencakup pula satuan kredit semester (sks) sebagai berikut :
     a.     Sistem Kredit Semester. Dalam penyelenggaraan pendidikan dengan Sistem   Kredit semester, setiap mata kuliah diberi nilai kredit yang ditentukan berdasarkan besarnya usaha untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dinyatakan dalam program perkuliahan, praktikum/praktik, latihan dan penyusunan tugas akhir.
     b.     Satuan Kredit Semester (SKS). Adalah suatu ukuran yang digunakan dalam bentuk pengakuan atas beban studi Karbol, besarnya usaha yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu program, serta besarnya usaha yang diperlukan untuk menyelenggarakan pendidikan tingkat perguruan tinggi.
    Dalam pelaksanaan pendidikan, AAU memberlakukan sistem satuan kredit semester yang penerapannya dikombinasikan antara kepentingan pengembangan pada jalur pendidikan tinggi umum dan kepentingan TNI AU. Oleh sebab itu, AAU memberlakukan sistem satuan kredit semester secara paket yang programnya sama bagi semua karbol. Dalam semester yang berjalan, karbol dengan tingkat dan program studi yang sama menerima beban sks dalam jumlah sama. Semua mata kuliah bersifat wajib dan diharapkan karbol dapat mempunyai kesempatan yang sama untuk menyelesaikan studi dalam jangka waktu maupun beban studi yang sama.

Sistem Pendidikan 
Sistem Pendidikan di Akademi Angkatan Udara menganut sistem Tri Tunggal Terpadu. Artinya sistem pendidikan yang dilaksanakan meliputi kegiatan pengajaran, jasmani militer dan latihan serta pengasuhan secara terpadu dengan satu tujuan yaitu menghasilkan perwira berpangkat Letnan Dua yang mempunyai sifat "Tri Sakti Wiratama".


Program Studi 

Tiga program studi/majoring meliputi 
Teknik Aeronautika, 
Teknik Elektronika 
Teknik Manajemen Industri

Teknik Manajemen Industri

Sistem Manufaktur
Sistem Manufaktur adalah sebuah sistem yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan kualitas, produktivitas, dan efisiensi sistem integral yang terdiri dari manusia, mesin, material, energi, dan informasi melalui proses perancangan, perencanaan, pengoperasian, pengendalian, pemeliharaan, dan perbaikan dengan menjaga keselarasan aspek manusia dan lingkungan kerjanya. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari dalam Sistem Manufaktur ini antara lain adalah Sistem Produksi, Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Pemodelan Sistem, Perancangan Tata Letak Pabrik, dan Ergonomi.

Manajemen Industri

Bidang keahlian Manajemen Industri adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk penciptaan dan peningkatan nilai sistem usaha melalui fungsi dan proses manajemen dengan bertumpu pada keunggulan sumber daya insani dalam menghadapi lingkungan usaha yang dinamis. Jenis bidang keilmuan yang dipelajari dalam Manajemen Industri antara lain adalah Manajemen Keuangan, Manajemen Kualitas, Manajemen Inovasi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Manajemen Pemasaran, Manajemen Keputusan dan Ekonomi Teknik.

Sistem Industri dan Tekno Ekonomi

Bidang keahlian Sistem Industri dan Tekno-Ekonomi adalah bidang keahlian yang memanfaatkan pendekatan teknik industri untuk peningkatan daya saing sistem integral yang terdiri atas tenaga kerja, bahan baku, energi, informasi, teknologi, dan infrastruktur yang berinteraksi dengan komunitas bisnis, masyarakat, dan pemerintah. Bidang keilmuan yang dipelajari di dalam Sistem Industri dan Tekno Ekonomi antara lain adalah Statistika Industri, Sistem Logistik, Logika Pemrograman, Operational Research, dan Sistem Basis Data

belum tersedianya informasi  mengenaiTeknik Aeronautika dan Teknik Elektronika 

Sarana dan prasarana (Sarpras) atau fasilitas pendidikan

merupakan komponen yang dapat mendukung penyelenggaraan pendidikan guna menopang tercapainya tujuan pendidikan. Dalam penyelenggaraan pendidikan yang sangat mementingkan pencapaian ketrampilan, maka urgensi kelengkapan sarpras pendidikan begitu mutlak. Dalam pelaksanaan tugasnya, AAU dilengkapi dengan berbagai Sarpras, baik yang digunakan secara langsung dalam kegiatan pendidikan maupun sebagai unsur pendukung.

Fasilitas penunjang pengajaran sebagai berikut:
a. Ruang Kelas. Ruang kelas berjumlah 30 unit:
 Viratama I                  : 8 ruang
 Viratama II                : 7 ruang
 Viratama III               : 7 ruang
 Viratama IV               : 6 ruang
 Kelas di Depaero       : 2 ruang

 Viratama IV Akademi Angkatan Udara (AAU) 
b. Auditorium. Auditorium AAU berjumlah 4 ruang terdiri atas Ruang U-I, U-II, U-III dengan kapasitas masing-masing 150 orang dan Balai Prajurit (Gedung Sabang Merauke) dengan kapasitas 500 orang.

c. Perpustakaan.
Perpustakaan yang berada di gedung Prof.Dr.Abdulrachman Saleh merupakan fasilitas yang menyediakan buku-buku refrensi guna mendukung pelaksanaan pendidikan serta untuk meningkatkan minat baca Karbol dan Antap AAU dalam rangka mengembangkan wawasan keilmuan.

Perpustakaan Akademi Angakatan Udara


d. Laboratorium (LAB) Lab AAU berjumlah 21 unit:

1) Laboratorium Dasar dan Penunjang Profesi
    a) Lab.Fisika Dasar.
    b) Lab.Kimia Dasar.
    c) Lab.Kimia Bahan Minyak dan Pelumas.
    d) Lab.Bahasa Inggris.

2) Laboratorium Teknik Aeronautika
    a) Lab.Teknik Dasar(Proses Produksi).
    b) Lab.Propulsi.
    c) Lab.Material Teknik.
    d) Lab.Aerodinamika.
    e) Lab.Armanent(Explosive).
    f) Lab.Gambar Teknik.

3) Laboratorium Elektronika
    a) Lab.Dasar Elektronika
    b) Lab.Sistem Pengaturan.
    c) Lab.Elektronika Digital.
    d) Lab.Microprocessor.
    e) Lab.Microwave dan Antena.
    f) Lab.Telkom Analog dan Digital.
    g) Lab.Komputer.
    h) Lab.Computer Based Training (CBT).
    i) Lab.Sistem Informasi dan Penelitian Operasional (SIPO).

4) Laboratorium Teknik Manajemen Industri
    a) Lab.Analisa Perancangan Kerja dan Ergonomi (APKE).
    b) Lab.Sistem Informasi dan Pengambilan Keputusan (SIPK).
    c) Lab.Sistem Informasi dan Penelitian Operasional (SIPO).


Sasana Krida Akademi Angkatan Udara (AAU)

Salah satu Kolam Renang Akademi Angkatan Udara (AAU)

Handrawina Akademi Angkatan Udara (AAU)

Dalam Handrawina Akademi Angkatan Udara (AAU)


Lapangan Tembak Akademi Angkatan Udara (AAU)
Lapangan Tembak Akademi Angkatan Udara (AAU)
Gymnasium Akademi Angkatan Udara (AAU)
Asrama Putra Angkasa Akademi Angkatan Udara (AAU)
Kontak Akademi Angkatan Udara Yogyakarta

 Kesatrian AAU, Jl. Laksda Adisucipto Yogyakarta         
(0274) 486922 Pswt.6134 dan 6234          
www.aau.ac.id          
pullahta@aau.ac.id        

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Item Reviewed: Akademi Angkatan Udara (AAU) Rating: 5 Reviewed By: Unknown