JAKARTA - Baru bertugas sehari,
kapal milik Angkatan Laut Amerika Serikat (AS), USS Sampson telah menemukan 12
jenazah korban pesawat nahas AirAsia QZ 8501. Pengamat Militer President
University, Anak Agung Banyu Perwita menilai, hal tersebut merupakan sesuatu yang
kebetulan.
"Itu cuma kebetulan, mereka lewat di area operasi terus
ketemu jasad," paparnya saat dihubungi Okezone, Sabtu (3/1/2014).
Agung menambahkan, bahwa metode pencarian jasad dengan
pendeteksian bangkai pesawat merupakan hal berbeda. Menurutnya, pada penemuan
mayat oleh kapal AS tersebut tidak dilandasi dengan penggunaan teknologi
pendeteksi manusia.
"Tidak ada mesin yang bisa mendeteksi keberadaan manusia di
lautan," tambahnya.
Lain halnya dengan pencarian bangkai pesawat yang perlu alat
pendeteksi logam. Dia menambahkan, teknologi yang dipunyai kapal TNI AL dengan
kapal Negeri Paman Sam tidak bisa menjadi ukuran perbandingan dalam operasi
Search And Rescue (SAR).
"Soalnya selain teknologi, perlu juga penguasaan
medan," imbuhnya.
Agung lantas meragukan bahwa armada laut AS memiliki alat yang
yang canggih yang mampu mendeteksi keberadaan pesawat yang hilang di wilayah
perairan. Dalam pencarian MH 370 misalnya, meski melibatkan berbagai negara
maju, tetapi hingga kini belum juga ditemukan.
"Kalau teknologi mereka mumpuni, MH 370 sampai sekarang
mereka juga tidak mampu menemukan," pungkasnya. (sna)
0 comments:
Post a Comment