"Situ, siapa melarang orang beribadah. Hati hati kamu,
keluarga di rumah tak ada yang menjaga," teriak tahanan teroris kepada
sipir di Lembaga Pemasyarakatan Pondok Rajeg, Cibinong, Bogor, Jawa Barat.
Sebabnya, inspeksi pejabat penjara membubarkan salat berjamaah di lorong kamar
tahanan.
ZE, mantan narapidana kasus narkotik, melihat kejadian itu.
Gertakan tahanan teroris itu membikin sipir terdiam. Kejadiannya, setahun
silam. Puluhan narapidana teroris kadang salat zuhur berjamaah dekat kamar
tahanannya bersama napi lain.
"Waktu itu saya ikut salat, ada inspeksi. Semua disuruh
masuk ke kamar masing-masing," kata ZE kepada merdeka.com pekan lalu di
Jakarta. "Tapi akhirnya mereka (narapidana teroris) terkekeh."
Mereka tidak segan-segan membisikkan ajarannya. Sedari awal
ZE sempat terbawa suasana, diskusi kecil soal agama sesuai pemahaman secara
umum. Namun lambat laun semua bisa mengarah pada ulasan mati syahid.
"Kalau saya terusin sampai habis mungkin sekarang sudah tidak pulang ke
rumah, entah kemana," ujarnya.
Program khusus dari otoritas berwenang mengirim ustad
pilihan secara rutin. Namun mereka sering menolak.
Mereka tidak pernah membahas sembarangan. Biasanya dilakukan
waktu sembahyang di masjid atau sedang ada keperluan dengan narapidana teroris
lain. Beberapa ajaran melekat di pikiran ZE terkait Pancasila. "Mereka
tidak akui itu," tuturnya.
Selain itu, di dalam sel tahanan teroris menjadi tumpuan
sesama narapidana lainnya. Mereka membuka lahan bisnis jual beli kebutuhan
rumah tangga. Mulai dari kaus berlogo mujahid, sepatu futsal, sampai minyak
wangi bebas alkohol.
"Di dalam kamarnya juga ada dapurnya sendiri,"
katanya. Mau tidak mau, penghuni lainnya pasti berinteraksi dengan narapidana
teroris.
Kepada merdeka.com beberapa waktu lalu, Kepala Badan
Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Ansyaad Mbai membenarkan penjara menjadi
tempat penyebaran paham terorisme. "Iya. bahkan dulu Abu Bakar Baasyir
sempat memberi tausiah-tausiah," ujarnya. "Kita tidak bisa salahkan
penjaranya karena memang belum ada regulasi khusus. Makanya BNPT berinisiatif
membangun pusat penjara orang-orang radikal di Sentul, Bogor, Jawa Barat."
0 comments:
Post a Comment