Damaskus - Sejumlah sandera dieksekusi mati kelompok ISIS
dalam beberapa bulan terakhir. Saat dipenggal, para korban tersebut menunjukkan
ekspresi yang sama: tampak tenang dan tidak sedikit pun terlihat ekspresi
ketakutan.
Kini terungkap mengapa mimik muka mereka seperti itu.
Seorang mantan penerjemah ISIS yang memperkenalkan diri sebagai
"Saleh" membeberkan apa yang terjadi di balik video eksekusi.
Dia mengaku diperintahkan oleh algojo ISIS 'Jihadi John'
untuk menenangkan sandera dengan mengatakan "Tenang saja, ini cuma acting.
Kami tidak membunuh Anda, kami hanya ingin pemerintah negara Anda berhenti
menyerang Suriah."
"Kami tidak punya masalah dengan Anda. Anda tamu
kami," kata Saleh dalam wawancara dengan Sky News yang dimuat News.com.au,
Rabu (11/3/2015).
Saleh menjelaskan, para sandera diberikan nama dalam bahasa
Arab sebagai upaya membuat mereka seolah dekat dengan anggota ISIS dan menjadi
bagian kelompok tersebut. Sehingga korban percaya bahwa ia tidak akan
dieksekusi.
Dia mencontohkan, salah satu korban asal Jepang yang
merupakan jurnalis foto bernama Kenji Goto diberi nama 'Abu Saad'. Ketika ia
dipanggil dengan nama tersebut, ia tampak relaks.
"Mungkin juga mereka tidak bisa melafal nama Kenji
Goto, sehingga mereka memilih untuk memanggilnya Abu Saad. Tapi aku lihat
langsung, Goto langsung tenang ketika dipanggil nama itu," ujar Saleh.
Saleh menambahkan, "Hampir setiap saat, ketika
menjelang dieksekusi, mereka diminta untuk tenang, jangan takut, karena ini
cuma main-main, atau latihan saja."
Namun demikian, para korban itu pada akhirnya tetap
dieksekusi mati. Mereka dibohongi oleh pihak ISIS yang mengatakan tak akan
membunuhnya.
Selain itu, Saleh mengungkapkan, algojo ISIS 'Jihadi John'
yang ia yakini merupakan Mohamed Emwazi merupakan bos besar di kelompok
tersebut. "Setiap ia (Jihadi John) memberikan perintah, anggota ISIS
lainnya langsung menurut," tandas Saleh yang kini telah meloloskan diri
dari jeratan ISIS.
Sebelumya seorang pria yang mengaku ayah Mohammed Emwazi
membantah bahwa Jihadi John adalah anaknya. Ia mengatakan, tak ada bukti bahwa
putranya ada di balik pria sadis yang selalu muncul menggunakan kedok hitam
itu.
"Tak ada yang membuktikan kabar yang menyebar di media,
khususnya lewat klip video dan rekaman, bahwa anakku Mohammed adalah algojo
ISIS itu," kata Jassem Emwazi kepada harian Kuwait, al Qabas, seperti
dikutip dari CNN. (Riz/Yus)
0 comments:
Post a Comment