728x90 AdSpace

Latest News
UpdateYuk.com. Powered by Blogger.

Kreatif bikin nama, kafe-kafe ini malah jadi polemik



Kafe bukanlah hal baru di Indonesia. Ratusan kafe kita bisa temukan di setiap sudut kota-kota besar di Indonesia. Selain menjamur, geliat usaha kafe bisa dikatakan cukup menjanjikan.

Tapi yang tak lazim adalah soal penamaan kafe tersebut. Entahkah maksud agar laku, beberapa nama kafe ini berbau porno dan bersimbolkan nazi. Pemiliknya mengaku, penamaan itu adalah sebuah usaha kreatif untuk menarik perhatian pengunjung. Namun tentu saja, usaha kreatif mereka mendapat reaksi masyarakat yang tak sedikit.

Beberapa nama kafe ini memicu kontroversi dan polemik di masyarakat. Bahkan ada yang mendunia. Apa saja? Berikut rangkumannya:

1.Kafe bernuansa Nazi di Bandung bikin gempar dunia
- Kafe bernuansa Nazi menjadi sorotan beberapa media asing. Kafe bernama Soldatenkaffe yang terletak di Pertokoan Paskal Hypersquare Blok A 45, Kecamatan Andir, Kota Bandung, dianggap menyinggung sebagian orang khususnya masyarakat luar negeri.

Kafe empat lantai itu memang kental nuansa militer Jerman era perang dunia kedua. Beberapa barang yang diduga memang peninggalan Nazi Jerman dipajang sebagai aksesoris kafe. Kafe itu memiliki tagline 'der Kommandantur Gross'.

Pemilik kafe 'Nazi' Soldatenkaffe, Henry Mulyana (35) merasa dirugikan dengan pemberitaan yang menuding kafenya sebagai penganut Nazi. Pemberitaan tersebut jauh dari maksud dan tujuan awal didirikannya kafe bertagline der Kommandantur Gross pada 2011 lalu. Tak ingin terus disudutkan dia memilih menutup bisnis kulinernya itu. Namun pada pertengahan 2014, kafe itu kembali dibuka, masih dengan tema militer namun tidak didominasi Nazi.

Henry berkisah sejak 2006 lalu memang menyukai aksesoris Perang Dunia II dari sisi Jerman. Dari situ dia mengumpulkan satu demi satu aksesori mulai dari baju perang, foto, pernak-pernik tentang militer.

"Saya tidak semata mengumpulkan baju-baju perang dari Jerman, tapi Indonesia, Jepang juga saya punya," kata Henry dalam jumpa pers di Soldatenkaffe Bandung, Sabtu (20/7/2013).

Berangkat dari hobi, Henry berpikir membuka galeri sekaligus lahan bisnis lalu dibukalah Soldatenkaffe dua tahun silam. Pemilihan kata Soldaten sendiri memiliki arti kafe untuk serdadu yang secara lugas mengangkat sejarah militer.

"Saya mendekor ini menggunakan referensi kepada seragam militer dan peralatan yang digunakan pada PD II sesuai nama kafe ini," jelasnya.

Sejak berdiri 2011 lalu, semua bisa masuk ke kafe yang berada di pertokoan Paskal Hypersquare, Bandung itu. Kafe menyajikan makanan beragam mulai dari sajian berat dan ringan. "Tidak ada yang berbeda dengan yang lain," terangnya.

Sejak didirikan, tegas dia, bahwa kafe ini murni mengusung sebuah pop culture atau seni kontemporer yang mengangkat tema perang dunia ke II dari sisi Jerman.

"Perlu digaris bawahi bahwa ini murni seni, bukan ideologi apalagi ekstrimisme dan rasialisme," katanya. Dirinya mengaku sangat dirugikan. Padahal untuk membiayai hidupnya tergantung dari kafe itu.

"Saya sekarang menganggur karena tidak punya kegiatan lain lagi," sesal Henry ketika itu.


2.Warung Kedai 24 gunakan nama menu porno
- Sebuah warung Kedai 24 yang berada di Jalan Damai, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta mendapat protes dari Forum Komunikasi Psikolog Puskesmas Se-Kabupaten Sleman. Hal ini karena nama menu di Kedai 24 berbau pornografi.
Protes tersebut disebarkan melalui pesan broadcast BBM. Dalam pesan tersebut disampaikan keberatan atas penulisan menu yang vulgar.
"Saat ini kami dari forum komunikasi psikolog puskesmas se kabupaten sleman merasa resah dengan usaha Kedai 24 yang menggunakan konsep menu 'vulgar' di setiap nama pada makanan dan minuman yg dijual. Sehingga kami merasa perlu mengkoreksi konsep tsb," bunyi pesan dari warga mengatasnamakan Forum Komunikasi Psikolog Puskesmas Se-Kabupaten Sleman.

Dari pantauan merdeka.com, nama menu-menu yang disajikan dalam daftar menu Kedai 24 merupakan singkatan-singkatan dari masakan seperti Sodomie (Semangkok olahan Indomie), Pelacur (Pemusnah Lapar Cukup Rasional), Gigolo (Gerombolan Nasi Goreng Sesuka Lo), Peniz (Spesial Nasi Soziz) dan lainnya.

Lewat pesan BBM tersebut mereka juga menuntut agar pemilik Kedai 24 mengganti nama menu makanan, konsep warung, dekorasi dan interior.

Pemilik Kedai 24, Arismanto membantah jika nama-nama menu makanan dan minuman pada warungnya berbau porno. Menurutnya nama-nama tersebut justru bernilai seni.

Hal tersebut diungkapkan Arismanto kepada Kanit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Polres Sleman, Aiptu Eko Mei saat mediasi dengan perwakilan Forum Komunikasi Psikolog Puskesmas Kabupaten Sleman Novi Herdalina di Polres Sleman, Senin (30/3).

"Perdebatan panjang tadi, kalau Arismanto bilang itu bernilai seni, kalau backgroundnya dia lulusan UGM kayanya ada terkait seni," kata Eko pada wartawan.

Selain itu, lanjut Eko, pemilihan nama tersebut diduga untuk mencari sensasi supaya warung tersebut laris. "Tujuannya cari sensasi biar laris," tegasnya.

Meski demikian Eko menolak alasan tersebut. Menurutnya nama-nama menu makanan yang berbau porno tersebut akan menimbulkan dampak yang buruk bagi anak-anak.

"Nama-nama itu bisa memicu tidak pidana asusila, perbuatan cabul banyak kasusnya, pemicunya salah satunya seperti ini. Waktu saya ke sana, ada dua anak SMP datang, pakai kerudung. Padahal nama menunya seperti itu," tandasnya.


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

1 comments:

  1. Ingin usaha kafe Anda terkenal? Mungkin cukup sulit, tapi itu semua bisa jadi mudah jika Anda menggunakan Greenpack! Apa itu Greenpack? Coba baca lebih lanjut tentang Greenpack di sini http://www.greenpack.co.id

    ReplyDelete

Item Reviewed: Kreatif bikin nama, kafe-kafe ini malah jadi polemik Rating: 5 Reviewed By: Unknown