728x90 AdSpace

Latest News
UpdateYuk.com. Powered by Blogger.

Tips Orangtua Menghadapi International School Berubah Jadi SPK

Internasional Saint Monica




Tahun ini banyak sekali kebijakan yang diambil Presiden Jokowi baik yang penuh pro maupun kontra. Untuk dunia pendidikan, dalam hitungan beberapa bulan lagi, semua sekolah International ataupun sekolah berlabel national plus akan berubah menjadi sekolah SPK (Sekolah Pendidikan Kerjasama). Dari bunyinya seperti mirip KPK ya yang sekarang-sekarang ini santer beritanya, mungkin menterinya Jokowi mau buat bunyi yg mirip2. Bagaimanapun juga dari namanya pun sangat aneh didengar. Masa ada sekolah pendidikan yang pake acara kerjasama segala. Dari bulan ini pun sudah beberapa sekolah mengganti namanya, semisal Tunas Muda International School menjadi Tunas Muda School. Dan banyak juga sekolah yang mengakalinya semisal mereka dilarang pakai nama international school, mereka pakai intercultural school, :) sangat kreatif sekali.
Banyak orangtua murid yang mencemaskan perihal status sekolah international yang sekarang anak2 mereka naungin, berubah statusnya menjadi sekolah SPK, atau bukan lagi sekolah International. Apa sih yang perlu diketahui para orangtua?
Sekolah International yang kini memiliki murid mayoritas lokal, harus berubah menjadi SPK menurut aturan menteri yang baru tersebut. Selain boleh mengikuti ujian Interntional yang sudah berlangsung selayaknya international school seperti ujian cambridge, IB, dll, sekolah SPK juga diwajibkan mengikuti Ujian Nasional untuk level SD, SMP dan SMA. Sekolah tersebut diijinkan untuk tetap memiliki kurikulum luar negeri seperti Cambridge, IB, HSC, namun wajib ikut Ujian Nasional untuk semua WNI. Serta adanya pelajaran tambahan materi sekolah nasional seperti PPKN, Agama, dan Bahasa Indonesia. Sebelumnya beberapa sekolah international ada yang sudah memiliki materi agama dan bahasa indonesia, dan adapula sekolah international yang tidak memiliki pelajaran tersebut.
Untuk siswa international school yang juni ini lulus SMA, wajib bersyukur, karena tidak perlu ikut UN. Namun siswa SMA tahun ajaran berikutnya harus UN. Tentunya Ujian Nasional ini menjadi beban yang sangat dalam untuk siswa International School.
Nantinya, sekolah international yang mayoritas orang asing seperti bule, korea, jepang, tidak lagi diperkenankan untuk menerima siswa lokal. Dan guru-gurunya pun tidak boleh ada yang lokal, alias semuanya orang asing. Dan sekolah international tersebut, diperbolehkan untuk mempertahankan namanya sebagai international school. Pemerintah berpikir bahwa sekolah tersebut memang diperuntukkan untuk anak-anak diplomat seperti kedutaan asing, atau pekerja asing yang ada di Indonesia.
SPK dimaksudkan untuk pemerataan pendidikan nasional, sehingga tidak ada pengkotak-kotakan, dimana harga pendidikan international school yang tinggi, sehingga pemerintah ingin melakukan kontrol. Mungkin juga berkaitan dengan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean), Free trade antara sesama anggota Asean yang akan berlaku desember 2015 ini, sehingga Pemerintah ingin membuat standarisasi pendidikan nasional sebagai tameng untuk menghadapi jutaan tenaga kerja asing yang akan membanjiri Indonesia.
Apakah sudah tepat kebijakan pemerintahaan Jokowi tersebut? Banyak orangtua murid yang complain berkata bahwa penambahan pelajaran PPKN dan bahasa indonesia merupakan beban saja, karena bahasa indonesia merupakan percakapan sehari-hari. Dan tidak dapat kita pungkiri dan menjadi rahasia umum, pelajaran bahasa Indonesia kalo jadi ulangan tuh susahnya setengah mati, jawabannya pada mirip-mirip semua kelihatan benar. Dan umumnya kalo di kelas ada ulangan, paling banter ulangan seluruh kelas paling tinggi 70. Banyak yang berkata mungkin bahasanya sengaja disusah-susahin. Malah bahasa inggris si anak nilainya lebih tinggi daripada bahasa Indonesia. PPKN pun demikian pula samanya. Jawabannya pun mirip-mirip. Tapi masih mendinganlah daripada bahasa Indonesia. Yang jadi pertanyaan, apakah dengan penambahan beban pelajaran tersebut ada nilai tambahnya guna menghadapi gempuran pekerja asing yang dalam 10 bulan nanti membanjiri Indonesia? Atau malah menyusahkan siswa yang menambah jam sekolah sehingga siswa pulang menjadi lebih sore? Mungkin saja sekolah SPK yang dahulunya ada pelajaran living values diganti sekarang menjadi PPKN supaya tidak menambah jam belajar siswa.
Bagaimanapun juga orangtua wajib untuk bersiap-siap dengan kebijakan pendidikan Jokowi yang baru tersebut dengan mempersiapkan Ujian Nasional. Banyak sekolah International yang mempersiapkan Ujian Nasional sangat minim sekali, semisal hanya 3-4 bulan sebelum UN baru disiapkan. Sehingga ratusan siswa mendaftar Les Private. Apakah siswa mampu untuk menghafal sedemikian ribuan rumus dan juga ribuan hafalan pelajaran hafalan? So better jauh-jauh hari deh lesnya, kalautidak cukup berat.



Kalau menurut hemat saya, yang terpenting bagi pemerintahan Jokowi dengan menteri pendidikan di bawahnya sebenarnya bukanlah hal yang urgent mengurusi pergantian label sekolah. Namun yang terpenting bagaimana menciptakan sekolah yang bisa menciptakan siswa yang siap kerja ataupun menjadi enterpreneur. Sistem pendidikan nasional kita masih jauh dari baik. Karena lihat saja gak usah jauh-jauh, mahasiswa lulusan UI, ITB, masih banyak yang sulit mencari pekerjaan. Dikarenakan sistem pendidikan belum mempersiapkan mereka untuk siap kerja. Kebanyakan teori yang diketahui, namun prakteknya sedikit. Terkadang kalau kita pikir sistem SMK jauh lebih baik karena siswa siap untuk bisa kerja di kantoran (SMEA) dan di pabrik (STM). Sehingga tidaklah heran banyak BLK yang dipersiapkan pemerintah untuk mengebut masyarakat untuk ditingkatkan skill nya guna menghadapi Free Trade Asean mendatang. Kalo perlu blusukan ke sekolah-sekolah untuk mengetahui permasalahannya.
Budi,S


  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Item Reviewed: Tips Orangtua Menghadapi International School Berubah Jadi SPK Rating: 5 Reviewed By: Unknown