728x90 AdSpace

Latest News
UpdateYuk.com. Powered by Blogger.

Duit palsu Rp 50.000 dan Rp 100.000 merajalela jelang Lebaran



Saat Ramadan dan jelang Lebaran, kebutuhan masyarakat meningkat. Otomatis butuh lebih banyak uang untuk mempersiapkan hari kemenangan setelah puasa sebulan penuh.
Bagi kalangan penjahat, momen tersebut justru jadi ladang 'bisnisnya'. Banyaknya masyarakat membutuhkan uang tunai, jadi ajang pelaku kejahatan beraksi mengedarkan uang palsu.
Pengamat Mata Uang Rully Nova menyebut, pemalsu uang paling senang mengedarkan uang dengan nominal besar, yaitu Rp 50.000 hingga Rp 100.000.
"Yang sering dipalsukan itu yang nilainya besar karena akan jauh lebih hemat. Bahan baku yang sama dan nilai yang besar pasti punya keuntungan lebih besar. Tetapi Rp 50.000 yang paling banyak, kalau Rp 100.000 mungkin ada tetapi jarang digunakan oleh masyarakat," ujar Rully kepada merdeka.com, Jakarta, Senin (22/6) kemarin.
Peredaran uang palsu bisa dikatakan musiman. Tidak hanya jelang Lebaran, uang palsu juga banyak beredar di tengah gempita agenda politik seperti Pemilu. Alasannya sama, saat seperti itu perputaran uang di masyarakat dalam jumlah besar.
Hal serupa juga diucapkan Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo. Menurutnya, pemalsu uang ini memang doyan mencari kesempatan di momen ramai.
Data Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan maraknya uang palsu di saat momen tertentu. "Ada musim-musim tertentu itu yang di mana peredaran uang palsu sangat marak, yaitu lebaran dan Pilkada," kata Sudaryatmo.

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Item Reviewed: Duit palsu Rp 50.000 dan Rp 100.000 merajalela jelang Lebaran Rating: 5 Reviewed By: Unknown