Jakarta: Perayaan Imlek di Wihara Dharma Bakti di Glodok,
Jakarta Barat, tak hanya dinanti etnis Thionghoa. Ratusan pengemis juga
berduyun-duyun mendatangi tempat suci tersebut meski banjir setinggi 10-15 cm
menggenangi pelataran vihara.
Butet Silitonga, salah satu pengemis yang mengantre untuk
mendapat receh dari pengunjung yang beribadah di vihara yang terkenal dengan
nama Klenteng Petak Sembilan ini. Butet yang jauh-jauh datang dari Bogor bahkan
rela mengantre dari siang hari.
"Saya dari jam 2 siang (Rabu) dari Ciomas Bogor,"
tuturnya pada Metrotvnews.com, Kamis (19/2/215) dini hari.
Namun sayangnya, usahanya tersebut tak dibarengi dengan
hasil yang didapatkan. Hingga hari berganti hanya Rp2000 yang dikantonginya.
Padahal, selama dia beroperasi mengemis di klenteng tersebut setiap imlek,
wanita asal Medan ini bisa mendapatkan Rp50 ribu hingga Rp60 ribu.
"Sekarang mah sedikit, biasanya banyak. Saya sih
mikirnya karena mereka (orang yang ibadah) sudah mendapat larangan dari
gubernur baru (Basuki Tjahaja Purnama). Kan gubernurnya enggak suka dengan
pengemis," curhatnya.
Pengemis lainny, Yuyun memang sengaja ke klenteng dengan nama
Tiongkok Tua Cin Te Yen. Ia mengincar sembako yang dibagian tiap Perayaan Imlek
di pagi hari. "Biasanya ada uang Rp100 ribu, lalu beras dan minyak goreng
yang dibagikan pagi hari," tuturnya.
Namun demikian, Yuyun mengakui kalau Imlek kali ini sepi
pendapatan. "Dulu banyak orangnya, sekarang jam segini aja baru dapat
dikit," tukasnya.
Berdasarkan pantauan Metrotvnews.com, setidaknya ada sekitar
300 pengemis menyerbu Klenteng Petak Sembilan. Mereka datang dari berbagai
daerah, ada yang dari Jakarta, Tangerang, Bogor, dan lainnya.
Ada yang datang sendiri, namun ada pula yang membawa sanak
saudara bahkan anaknya berusia balita untuk ikut mengais rezeki imlek. Mereka
membawa kardus yang digunakan sebagai alas tidur di pelataran klenteng.
0 comments:
Post a Comment