Akademi Militer (Akmil) adalah sekolah Angkatan Darat, yang dipimpin oleh Gubernur
Akademi Militer yang saat ini dijabat oleh Mayjen TNI Sumardi, SE Wakil
Gubernur Akademi Militer yang saat ini dijabat oleh Brigjen TNI Sumedy, SE,
S.Ip.
Kurikulum
Calon Taruna Akmil merupakan lulusan SMA atau MA (IPA untuk
Taruna, IPA dan IPS untuk Taruni). Akmil merupakan pendidikan ikatan dinas yang
dibiayai oleh negara.
Pendidikan Akmil ditempuh dalam 4 tahun. Dengan rincian
Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka yang dilaksanakan bersama taruna
AAL dan AAU selama 1 tahun, tingkat I s/d tingkat IV selama 4 tahun.
Taruna/Taruni Akmil berhak menyandang predikat sebagai Sarjana Terapan
Pertahanan (S.ST.Han).
Sejarah Akademi Militer (Akmil) bermula dari didirikannya
Militaire Academie (MA) Yogyakarta pada tanggal 31 Oktober 1945, atas perintah
Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat, Letnan Jenderal TNI Oerip
Soemohardjo. Pada tahun 1950, MA Yogyakarta setelah meluluskan dua angkatan,
karena alasan tehnis, ditutup untuk sementara dan taruna angkatan ketiga
menyelesaikan pendidikannya di KMA Breda, Nederland. Pada kurun waktu yang sama
diberbagai tempat lain (Malang, Mojoagung, Jombang, Salatiga, Tangerang,
Palembang, Bukit Tinggi, Brastagi, Prapat) didirikan Sekolah Perwira Darurat
untuk memenuhi kebutuhan TNI AD / ABRI pada waktu itu.
Pada tanggal 1 Januari 1951 di Bandung didirikan SPGI AD
(Sekolah Perwira Genie Angkatan Darat), dan pada tanggal 23 September 1956
berubah menjadi ATEKAD (Akademi Teknik Angkatan Darat). Sementara itu pula pada
tanggal 13 Januari 1951 didirikan pula P3AD (Pusat Pendidikan Perwira Angkatan
Darat) di Bandung. Mengingat pada saat itu banyak sekolah perwira TNI AD, maka
muncul gagasan dari pimpinan TNI AD untuk mendirikan suatu Akademi Militer,
gagasan ini pertama kali dimunculkan pada sidang parlemen oleh Menteri
Pertahanan pada tahun 1952. Setelah melalui berbagai proses, maka pada tanggal
11 Nopember 1957 pukul 11.00 Presiden RI Ir Soekarno selaku Panglima Tertinggi
Angkatan Perang RI, meresmikan pembukaan kembali Akademi Militer Nasional yang
berkedudukan di Magelang. Akademi Militer ini merupakan kelanjutan dari MA
Yogyakarta dan taruna masukan tahun 1957 ini dinyatakan sebagai Taruna AMN
angkatan ke-4. Pada tahun 1961 Akademi Militer Nasional Magelang di
integrasikan dengan ATEKAD Bandung dengan nama Akademi Militer Nasional dan
berkedudukan di Magelang. Mengingat pada saat itu masing-masing angkatan (AD,
AL, AU dan Polri) memiliki Akademi, maka pada tanggal 16 Desember 1965 seluruh
Akademi Angkatan (AMN, AAL, AAU dan AAK) diintegrasikan menjadi Akademi
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI). Sesuai dengan tuntutan tugas,
maka pada tanggal 29 Januari 1967 Akabri di Magelang diresmikan menjadi Akabri
Udarat, yang meliputi dua Akabri bagian di bawah satu pimpinan, yaitu Akabri
Bagian Umum dan Akabri bagian Darat. Akabri Bagian Umum mendidik taruna TK-I
selama satu tahun, termasuk Pendidikan Dasar Keprajuritan Chandradimuka,
sedangkan Akabri bagian Darat mendidik taruna Akabri Bagian Darat mulai TK-II
sampai dengan TK-IV. Pada tanggal 29 September 1979 Akabri Udarat berubah
namanya menjadi Akabri Bagian Darat. Dalam rangka reorganisasi di lingkungan
ABRI, maka pada tanggal 14 Juni 1984 Akabri Bagian Darat berubah namanya
menjadi Akmil (Akademi Militer).
Pada tanggal 1 April 1999 secara resmi Polri terpisah dari
tiga angkatan lainnya, dan ABRI berubah menjadi TNI. Sejak itu pula Akademi
Kepolisian terpisah dari AKABRI. Kemudian AKABRI berubah namanya menjadi
Akademi TNI yang terdiri dari AKMIL, AAL, AAU. Berdasarkan Perpang Nomor
:Perpang/ 28/ V/ 2008 tanggal 12 Mei 2008 Pendidikan Dasar Keprajuritan
Chandradimuka dan Integratif Akademi TNI pola 12 bulan langsung dibawah Mako
Akademi TNI. Kemudian AKMIL menyelenggarakan pendidikan khusus Taruna Angkatan
Darat tingkat II, III dan IV.
AKADEMI MILITER (AKMIL) |
Lulusan SMK Bisa Masuk Akmil tidak ?
ReplyDeleteThanks for sharing this good news, Daftar sekolah internasional di Bali
ReplyDelete