Korban tewas open house JK dikenal sebagai pemburu sedekah?

MERDEKA.COM. Handika (12), bocah yang tewas usai menghadiri acara open house di rumah Jusuf Kalla (JK) Jalan Haji Bau Makassar, selama ini dikenal sering menghadiri acara-acara open house pejabat. Itu dilakukan Handika agar bisa mendapatkan sedekah dari pejabat untuk kemudian dibawa pulang ke rumah.

Juru Bicara JK, Husain Abdullah mengatakan, tak jarang pula korban juga mengikuti acara lomba sepeda santai yang digelar Pemkot Makassar dengan harapan bisa menang dan mendapatkan hadiah.

Saat open house di rumah JK Selasa kemarin, Handika kebetulan diajak oleh ibunya untuk mengantre sedekah. Namun, nahas saat di lokasi kejadian tiba-tiba terjadi kericuhan sehingga membuat tubuh Handika tertindih dengan warga lainnya.

"Akibatnya, tubuh korban terdapat luka-luka memar. Namun sayang, nyawanya tak tertolong saat mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Selamaris," kata Husain, kepada merdeka.com, Rabu (30/7).

Agar aksi kericuhan saat open house di rumah JK tak terulang kembali, pihak keluarga JK ke depan berjanji lebih memperketat sistem pengamanan di lokasi acara. "Saat ini, kami sudah mengevaluasi keamanan di rumah Pak JK," imbuhnya.

Pihak keluarga JK, sebelumnya tak menduga acara open house yang digelar Selasa kemarin justru memakan korban jiwa. Sebab, selama menggelar acara serupa pada tahun-tahun sebelumnya pengantre sedekah selalu berbaris rapi dan tertib untuk menunggu giliran mengambil sedekah.

Husain menyebut, jumlah pengantre sedekah di rumah JK pada tahun ini cenderung lebih banyak mencapai 10 ribu jiwa bila dibanding tahun sebelumnya hanya sekitar 5.000 jiwa saja.

"Bahkan, dari halaman rumah sampai ruas Jalan Haji Bau juga dipadati warga. Sangat banyak yang mengantre sedekah. Sehingga kejadian meninggalnya Handika di luar dugaan kami," kata Husain.

Pemerintahan Peristiwa 10:49