Dua hari terakhir ini media sosial Facebook dihebohkan
dengan adanya berita PR Matematika untuk anak kelas 2 SD. Sebenarnya foto
tersebut diunggah oleh Muhammad Erfas Maulana tanggal 18 September 2014.
Dalam foto tersebut, Muhammad Erfas mengkritik guru adiknya
yang menyalahkan jawaban PR matematika yang dianggapnya sudah benar. Salah satu
soal yang tertera adalah 4+4+4+4+4+4 = 4×6 = 24. Sedangkan jawaban yang
diberikan oleh sang guru adalah 6×4.
Dari 10 soal, delapan di antaranya dianggap salah meski
jawabannya benar, karena cara pengerjaannya beda dengan versi guru.
”Yang perlu diperhatikan di sini, saya tak mau ngotot
menggunakan satu cara saja, kan ada seribu jalan menuju Roma” tulis Muhammad
dalam postingan yang diunggah 18 September 2014.
Melalui akun Facebooknya Muhammad Erfas Maulana menceritakan
duduk persoalan PR tersebut. Sang adik yang duduk di kelas II tidak mengerti
sehingga meminta bantuannya.
“Suatu malam adek saya kelas 2 SD mendapat PR dari gurunya,
soal 4+4+4+4+4+4 = x = karena adek saya belom paham maksud dari soal tersebut,
akhirnya adek saya bertanya kepada saya,” tambahnya.
PR Kelas 2 SD Yang Menghebohkan di Facebook
PR Kelas 2 SD Yang Menghebohkan di Facebook © Radarbatu.com
Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro itu
dengan mudah mengajarkan adiknya. Dia pun percaya diri sang adik akan mendapat
nilai maksimal karena semua soal dikerjakan dengan teliti.
Tapi, keesekokan harinya adiknya yang bernama Habibi cerita,
bahwa hampir semua jawaban soal itu salah dan dapat nilai 20. Muhammad kaget,
karena dia yakin jawaban soal matematika itu benar.
Akhirnya, Erfas pun menggunggah soal tersebut. Dalam gambar
terlihat nilai dan coretan tanda salah dari guru. Dia pun sempat menulis
sesuatu di bawah mempertanyakan nilai tersebut.
Salah satu analogi yang diberikan untuk mendukung jawaban
dari sang guru adalah pemberian resep dari seorang dokter. Resep yang tertulis
3×1 akan berbeda dengan resep yang tertulis 1×3. Analogi yang lain mengatakan
Jeruk + jeruk+ jeruk=3 jeruk ( bukan jeruk 3).
Namun pengguna Facebook lain yang menganggap bahwa guru
tersebut ceroboh mengatakan bahwa matematika tidak bisa dianalogikan seperti
resep dokter.
Seperti dilansir dari Merdeka, Dosen matematika Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI) Rizky Rosjanuardi menjelaskan rinci soal polemik
tersebut.
Dia menjelaskan pokok permasalahan dengan dua sudut pandang,
antara konsep dan konteks. Secara garis besar dapat dipahami pengertian konsep
berkaitan terkait sesuatu yang abstrak. Namun secara ilmu matematika, konteks
menjadi hal yang jauh lebih penting.
“Bahwa secara konsep, 6 kali 4 bisa berbeda, tetapi
matematika tidak selamanya dikatakan konsep 6 kali 4 bisa berbeda. Itu mengapa
terjadi, karena matematika dipaksakan konseptual,” kata Rizky
0 comments:
Post a Comment