Ahok marah!!!....Buang Buang Uang di TV, Demi Habiskan Anggaran Kamis, 11 Desember 2014

Add caption

DUA tahun jadi anak buah Ahok, tapi rupanya para Pejabat Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) DKI Jakarta itu belum hafal dengan sifat bossnya. Sudah tahu bahwa Ahok ini anti pemborosan anggaran, eh….masih buang-buang uang di TV. Katanya pasang iklan layanan masyarakat, tapi sebetulnya sekedar demi menghabiskan anggaran. Tentu saja Ahok marah-marah lagi, untung tak sampai gebrak meja segala.

Sebelum era Jokowi-Ahok, pejabat DKI bikin proyek ini itu sekedar untuk habiskan anggaran, itu mah biasa. Trotoar jalan misalnya. Meski masih bagus, sudah dibongkar dan dibuat proyek baru, karena pejabat PU-nya ingin dana habis tepat waktu, dan dapat lebihan pula.

Di era Jokowi-Ahok, yang demikian itu tak bisa lagi. Ahok pernah memecat pejabat PU, gara-gara bikin jembatan penyeberangan dananya terlalu fantastis. Disuruh ngoreksi lagi tak mau. Ya sudah, Kadis PU DKI Jakarta itu terpaksa dibuat wasalam dari posisinya. Ceritanya mau mbathi, malah masuk laci.

Sepeninggal Jokowi, Ahok sebagai Gubernur semakin ketat lagi. Dia tak mau ada dana DKI yang terbuang percuma, karena dikorup dan dicatut oknum pejabatnya. Maka biarpun dana APBD Jakarta hanya terserap 36 %, dia santai-santai saja. Mending uang itu kembali ke kas, ketimbang dihambur-hamburkan pejabat dan kemudian masuk kantong. Dengan cara demikian, Gubernur Ahok berhasil selamatkan dana APBD Rp 2,4 triliun.

Tapi rupanya SKPD yang namanya para Kepala Dinas, belum hafal juga dengan karakter juragannya. Beberapa minggu ini iklan layanan masyarakat yang dipasang Dinas-Dinas di DKI, berhamburan di TV. Gubernur Ahok pun berang! Buat apa buang-buang uang DKI, jika sekedar untuk menghabiskan anggaran di akhir tahun. Itu pun, ada maksud lain di balik penghabisan anggaran.

Ahok pernah menganalogikan, sebuah keluarga punya uang sisa belanja di akhir bulan Rp 3 juta. Agar dana itu pas bandrol, meski di rumah TV masih bagus, beli lagi yang baru, sedangkan TV lama dibuang percuma. Nah ketika cara-cara itu digunakan dalam birokrasi negara, sudah mengarah ke korupsi. Sebab di samping pemborosan, di situ ada motif untuk mencari uang lebihan. –gunarso ts

20:38