Pameran Pendidikan GJIS (sumber: GJIS) |
Entrepreneurship Exhibition 2013 merupakan pameran proyek siswa SD kelas 6 yang berlangsung selama dua hari, dan bertujuan untuk meningkatkan semangat kewirausahaan (entrepreneurship) sejak dini.
GJIS memahami kebutuhan sumber daya manusia berkualitas yang menguasai keterampilan dan pengetahuan yang menunjang perkembangan, serta memanfaatkan peluang dan tantangan untuk bersaing di pasar global. Menurut Dewi Oscarina, Primary School Principal di GJIS, proyek entrepreneurship ini bertujuan untuk mendukung kreativitas dan membantu siswa mengaplikasikan apa yang telah dipelajari.
“Di GJIS, sikap-sikap untuk menjadi seorang entrepreneur diwujudkan di dalam learner profile siswa-siswi, seperti: risk taker (berani mengambil resiko), creative (kreatif), critical thinker (berpikir secara kritis), confident (percaya diri) dan berbagai learner profile lain yang keseluruhannya mendukung untuk menjadi seorang entrepreneur. Pembelajaran ini harus dimulai sedini mungkin,” Dewi menjelaskan.
Para murid SD di Year 6 diberikan kebebasan untuk memilih produk atau jasa yang akan dijual. Di bawah pengawasan guru, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan tiga orang. Proyek dimulai dengan membuat business plan, dilanjutkan dengan riset pasar dan tes produk.
Siswa juga mencari investor dan mempersiapkan kontrak bisnis, hingga memasarkan produk atau jasa baik melalui pemasaran konvensional seperti selebaran dan iklan video, maupun jejaring sosial. Entrepreneurship Exhibition adalah saat di mana produk dan jasa dipamerkan untuk dijual, layaknya expo.
Entrepreneur Exhibition yang telah berjalan selama lebih dari 7 tahun ini, tentunya tak lepas dari visi GJIS yang berorientasi membangun sumber daya dengan kemampuan memecahkan masalah menggunakan perspektif luas mengenai dunia sekelilingnya.
“Diharapkan dengan adanya Entrepreneurship Exhibition, siswa dapat mempraktekkan pelajaran kewirausahaan yang selama ini didapatkan dari tim pengajar GJIS,” terang Dewi.
Program GJIS, seperti dalam proyek Entrepreneurship Exhibition, mengintegrasikan semua mata pelajaran seperti sains, matematikan, bahasa Inggris, kesenian, dan ilmu pengetahuan sosial. Sesuai dengan konsep edukasi menyeluruh (hollistic) yang diusung GJIS, proyek Entrepreneurship Exhibition ini dinilai sebagai salah satu metode pembelajaran berbasis kompetensi dalam membangun pribadi siswa guna mengantisipasi kompetisi global.
Puspita Aji, Community Liaison Manager di GJIS juga berpendapat bahwa pendidikan formal bukan hanya diarahkan untuk mengembangkan intelegensi skolastik, tetapi juga inteligensi, emosional, interpersonal, dan lainnya.
Ide bisnis yang diangkat oleh para siswa umumnya terkait dengan isu global, seperti produk yang terbuat dari material daur ulang sebagai wujud kepedulian siswa akan praktek bisnis ramah lingkungan. Di pameran 2012 lalu, muncul celengan berbentuk Angry Birds dan Smurf dari kertas daur ulang, game station, kaktus hias, nail art, dan lainnya. Tahun ini, pengunjung melihat lebih banyak variasi, mulai dari perhiasan berbahan botol plastik yang didaur ulang, gelas dengan print batik, topeng hias, serta ide kreatif lainnya.
“Sangat menarik melihat kreatifitas dan antusiasme para siswa pada saat pelaksanaan Entrepreneurship Exhibition ini. Berbagai booth didesain atraktif dan representatif. Para siswa siap mempromosikan badan usahanya kepada kalangan umum yang mengunjungi booth mereka,” ujar salah satu orang tua murid.
Penilaian hasil akhir proyek ini akan ditetapkan berdasarkan dari seluruh rangkaian proses yang telah dijalani. “Siswa dinilai tidak hanya dari apa yang bisa mereka jual, namun dari semua rangkaian proses tadi. Inilah yang membedakan mereka dengan siswa di sekolah lain. Di GJIS, mereka benar-benar menjalankan proses dari A sampai Z sendiri dalam menjalankan usaha,” salah satu guru kelas 6 menambahkan.
0 comments:
Post a Comment